Perkenalan Poktan Mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya dan Awal Mula Sirup Bogem
- Lisa Maulina R
- Nov 18, 2015
- 1 min read

Kelompok Tani (Poktan) Mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya yang diketuai oleh bapak Soni Mohson ini berawal pada tahun 1998 dimana beliau tergerak hatinya karena banyaknya sampah di wilayah mayor mangrove (sebelah timur Wonorejo Rungkut - dekat dengan laut). Membersihkan sampah disepanjang pantai timur Wonorejo seorang diri adalah hal yang kurang efektif, oleh karena itu pak Soni membentuk kelompok tani mangrove yang beranggotakan masyarakat sekitar dan beberapa anggota berasal dari unsur akademis. Tujuan berdirinya Poktan adalah berbasis edukasi, konservasi dan pengolahan buah bukan batang mangrove. Pada tahun 2004, pak Soni resmi meluncurkan sirup Bogem dimana sirup tersebut berbahan dasar buah Bogem dari tanaman mangrove Sonneratia casiolaris.
Nama Bogem adalah nama lokal di Surabaya, tiap daerah memiliki nama lokal lain seperti Pedada, Prapat, Bidara, Paroppa, Dadap dll. Berawal dari melihat sekumpulan monyet yang gemar memakan buah Bogem, beliau mendapatkan ide bagaimana jika buah tersebut dikonsumsi manusia sehingga manusia bisa memanfaatkan buah dari tanaman mangrove tanpa harus menebang pohonnya. Namun ketika buah tersebut dimakan, rasanya yang begitu masam membuat beberapa orang tidak sanggup menghabiskan satu buah. Sehingga dibuatlah sirup berbahan dasar buah Bogem.
Sirup Bogem telah di uji di berbagai laboratorium dan hasil kandungan gizi yang diperoleh : Protein 1,24%; Lemak 0,24%; Karbohidrat 1,74%; Vitamin C 70,6mg/100g. Sirup Bogem telah mengantongi sertifikat halal dan merk bogem terdaftar pada Departemen Hukum dan HAM RI.
Berdasarkan kandungan yang dimiliki oleh buah Bogem, sirup ini cocok diminum untuk siapa saja (kecuali balita); ibu hamil; penderita darah tinggi, penderita sariawan dan panas dalam.
Harga sirup per botol adalah Rp 30.000-Rp 40.000. Poktan Mangrove Wonorejo Rungkut melayani pengiriman sirup dengan minimal pembelian 10-20 botol (sesuai dengan ketentuan dari ekspedisi kota tujuan).
Comments